FERMENTASI URINE SAPI UNTUK PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC)
Urin, air seni, air kencing
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darahyang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis (ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam organisme secara konstan) cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter (saluran) menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Komposisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisal. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumbernitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos atau pupuk organik.
Pemanfaatan Urin
Meskipun sebagai ‘produk buangan’, ternyata urin sejak dulu sudah banyak dimanfaatkan umat manusia. Urin manusia sudah lama dimanfaatkan dalam ‘terapi urin’, untuk pengobatan, pembersih luka, sampai untuk kosmetika
Pemanfaatan urin hewan ternak, sejak dulu telah dilakukan pula oleh bangsa Jepang untuk dijadikan pupuk. Dalam urin hewan ternak, ternyata berdasarkan penelitian misalnya dalam urin kambing sudah mengandung Nitrogen 36,9 – 37,31 %, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm, dan Kalsium 0,67 – 1,27 %. Komposisi ini mirip dengan komposisi pupuk SP-36.
Berdasarkan penelitian pula, 2 (dua) kilogram pupuk urea ternyata setara dengan 2,5 liter pupuk dari hasil fermentasi urin kambing. Dan berdasarkan data, rata-rata seekor kambing/domba dapat menghasilkan 2,5 liter urin per hari…waw. Dengan demikian, bagi para petani dan peternak akan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari limbah ternak berupa urin ini. Petani dapat lebih mandiri dan melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia buatan/anorganik.
Berikutnya, mari kita bahas secara ringkas cara menghasilkan pupuk cair dari urin melalui proses fermentasi tersebut.
Fermentasi Urin dengan menggunakan EM4
Fermentasi Urin bertujuan menghasilkan pupuk cair dengan bahan dasar urin dengan komposisi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Salah satu dari reaksi positif yang terjadi dari fermentasi ini adalah adanya pengikatan Nitrogen yang lebih tinggi oleh mikroba selain sebagai dekomposer.
Dengan difermentasi, bau khas urin juga akan hilang karena berkurangnya jumlah gas amoniak, fermentasi dengan EM4 juga dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik, dan mikroorganisme bermanfaat lainnya.
Proses Fermentasi Urin
Alat dan Bahan :
- Tong plastik bertutup atau bisa memanfaatkan ember bekas cat tembok
- Gelas ukur atau gayung 1 liter
- Pengaduk
- Masker bila perlu (untuk yang tidak biasa dengan aroma urin…hehehe)
- Sarung tangan plastik
- EM4
- Gula Pasir/molases
Resep :
Berikut adalah resep perbandingan kebutuhan bahan-bahan :
- Urin ternak (kelinci, kambing, sapi) : 10 liter
- em4 : 100 ml (± 10 tutup botol em4)
- Gula pasir /molases : 2 (dua) sendok makan
Cara Kerja :
- Masukkan urin yang akan difermentasi ke dalam tong plastik.
- Ambil dan masukkan ± 500 ml urin ke dalam gelas ukur atau gayung, masukkan em4 dan gula pasir, kemudian aduk sampai larut.
- Larutan em4 tersebut kemudian masukkan ke dalam tong plastik yang telah berisi urin.
- Aduk larutan urin sehingga larutanem4 tercampur dan larut dengan sempurna.
- Tutup tong plastik dan biarkan fermentasi berlangsung selama 1 x 24 jam
- Setelah selesai buka penutup dan biarkan dulu. fermentasi yang berhasil ditandai dengan terjadinya perubahan terutama aroma yang sudah tidak berbau urin lagi.
- Pupuk hasil fermentasi urin siap digunakan.
- Pupuk hasil fermentasi urin ini akan lebih baik lagi bila memanfaatkan urin dari hewan ternak yang telah menerapkan pola em4dalam pemeliharaannya.
Aplikasi Pupuk Hasil Fermentasi Urin
Pupuk diaplikasikan dengan mencampurnya ke dalam air, berikut adalah beberapa cara aplikasi untuk tanaman dengan cara penyemprotan atau dikocorkan
1. Penyemprotan
Dosis urin hasil fermentasi untuk setiap tanki semprot (kapasitas ± 14 liter) :
- Urin Kelinci : 250 ml (atau setara ukuran 1 gelas air mineral)
- Urin Kambing : 750 ml (setara ukuran 3 gelas air mineral)
- Urin Sapi : 1500 ml (setara ukuran 6 gelas air mineral)
Cara Pencampuran :
- Hasil Fermentasi sesuai dosis perbandingan diatas dimasukkan ke dalam Tangki semprot.
- Tambahkan air hingga tanki semprot penuh
- Biarkan 15 menit sebelum larutan digunakan
- Baru kemudian gunakan untuk menyemprot tanaman
2. Dikocorkan
Pupuk juga bisa langsung dikocor atau dikucurkan langsung ke bagian akar tanaman dengan dosis sebagai berikut (dosis dengan urin dari kambing, urin dari hewan lain tinggal lihat perbandingan di atas) :
- Tanaman Kecil ( tomat, lombok, mentimun, pare, kacang, dll ). Dikocor pada bagian akar ± 1/4 gelas air mineral.
- Tanaman Besar ( mangga, jambu, belimbing, asem, klengkeng, dll ). Lakukan pengocoran pada bagian akar 1 – 2 gelas air mineral (250 – 500 ml)
Terima kasih ilmunya. Ada yg saya tanyakan.
BalasHapus1. Dlm tulisan ini fermentasi hanya 1 x 24 jam, sedangkan dlm sumber lain fermentasi dilakukan 14 hari. Bagaimana perbedaan hasil fermentasinya?
2. Ada foto tanaman yg dipupuk menggunakan fermentasi urine sapi beserta hasil tanaman tersebut?