Minggu, 03 Juli 2016

Cara Merawat anak sapi (pedet) Sejak Lahir Sampai Disapih




Cara merawat anak sapi (pedet) sangat penting untuk usaha ternak sapi, pasalnya kematian sapi tertinggi adalah selama masih pedet sejak lahir sampai umur 3 bulan mencapai 20%. Agar kematian pedet dapat dikurangi, dan pedet tumbuh menjadi sapi yang baik, selain diusahakan pedet waktu lahir harus sehat dan kuat, maka merawat pedet dapat dimulai sejak pedet masih di dalam kandungan dalam bentuk janin (fetus). Lebih dari 50% pertumbuhan janin dialami selama beberapa minggu akhir kebuntingan. Pada saat itu pertumbuhan janin sangat cepat, yaitu 3 – 4 kali lebih cepat dari pertumbuhan sebelumnya. Agar pedet dapat dilahirkan sehat dan kuat maka 6-8 minggu (dua bulan) sebelum kelahiran, pemerahan dihentikan (dikeringkan) dan 2-3 minggu sebelum melahirkan dilakukan challenge feeding program, yaitu ternak diberi pakan tambahan konsentrat untuk persiapan kelahiran, serta hijauan yang diberikan berkualitas tinggi agar induk setelah melahirkan menghasilkan kolostrum sebagai sumber protein (antibodi) serta vitamin A dan D untuk pedetnya

Tahapan-tahapan pemeliharaan induk dan anaknya yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

Persiapan Sebelum Pedet Lahir
Satu minggu sebelum sapi melahirkan, cuci kotoran yang melekat pada ambing dan masukkan sapi ke dalam kandang yang sudah disucihamakan dan diberi alas jerami kering pada lantainya. Usahakan di dalam kandang bebas dari benda-benda tajam yang berbahaya bagi induk maupun anak yang akan dilahirkan. Jaga agar supaya sapi dapat beristirahat dengan tenang.

Perawatan Pedet Setelah Lahir
Setelah pedet lahir dilakukan tindakan sebagai berikut:
  • Secepatnya pedet dipindah di tempat yang aman dan diberi alas jerami atau rumput kering yang bersih.
  • Segera bersihkan lendir yang ada di hidung dan mulut pedet.
  • Periksalah apakah pedet sudah dapat bernafas. Apabila belum dapat bernafas, dapat dibantu dengan nafas buatan yaitu dengan menekan pada bingkai dada berkali-kali atau menggerak-gerakkan/ mengangkat kaki depan. Adakalanya pernafasan itu terganggu adanya lendir yang terdapat di dalam mulut dan tenggorokan, maka lidah ditarik keluar dan lendir dikeluarkan dari mulut dan tenggorokan dibersihkan dengan jari telunjuk.
  • Setelah pedet dapat bernafas, tindakan selanjutnya adalah mengoleskan/memasukkan larutan iodin 7% ke dalam potongan tali pusar agar badan pedet tidak kemasukan bibit penyakit melalui tali pusar (biasanya tali pusar sudah putus dengan sendirinya sewaktu dilahirkan) Apabila tali pusar pedet terlalu panjang, dapat dipotong panjangnya sekitar 5-7 cm. Kalau tali pusar terjadi pendarahan dapat dicegah dengan cara diikat.
  • Biarkan induk menjilati anaknya, agar jilatannya lebih kuat, taburkan garam dapur di tubuh pedet. Jilatan induk ini akan membantu lancarnya pernafasan dan merangsang sirkulasi darah. Apabila induk tidak mau menjilati anaknya, bersihkan lendir pada tubuh pedet dengan kain lap bersih dan kering dengan digosokkan sampai seluruh permukaan tubuh pedet kering.
  • Tahap selanjutnya, pedet dipindah di kandang observasi (observation pen). Waktu memindahkan pedet ke kandang pedet sebaiknya diusahakan agar induknya tidak mengetahui dimana anaknya ditempatkan agar induk segera melupakan anaknya.

Syarat Kandang Pedet
  1. Sebaiknya kandang pedet dibuat individu (satu kandang untuk satu pedet) agar sehabis diberi minum susu tidak saling menyundul sehingga tidak terjadi hair ball (bola bulu).
  2. Sirkulasi udara dan cahaya matahari yang cukup sehingga lantai kandang selalu kering.
  3. Kandang pedet sebaiknya dibuat mudah dibersihkan, mudah mengontrol kesehatan pedet, mudah memberi pakan, mudah menjaga penyakit infeksi, mencret serta perawatan lainnya.

Pemberian Kolostrum pada Pedet
Apabila pedet lahir sehat dan kuat biasanya 30-60 menit setelah lahir sudah dapat berdiri. Pedet waktu lahir tidak memiliki kekebalan untuk  melawan penyakit. Oleh karena itu agar pedet setelah lahir dapat melawan penyakit, 30-60 menit setelah lahir pedet segera diberi minum kolostrum. Kolostrum adalah susu yang dihasilkan oleh sapi setelah melahirkan sampai sekitar 5-6 hari. Kolostrum sangat penting untuk pedet setelah lahir karena kolostrum mengandung zat pelindung atau antibodi (gama glubolin) yang dapat menjaga ketahanan tubuh pedet dari penyakit yang berbahaya. Pedet biasanya diberi kolostrum segar paling sedikit 3 hari. Pembrian kolostrum seawal mungkin sangat penting. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa semakin cepat pemberian kolostrum semakin cepat kolostrum masuk ke dalam abomasum intestinum. Selanjutnya antibodi segera diserap dan antibodi masuk ke dalam darah pedet dan secepatnya pedet dapat mencegah atau melawan penyakit. Antibodi dapat diserap melalui dinding usus hanya selama 24 jam sampai 36 jam pertama kehidupan sejak dilahirkan. Jumlah terbanyak antibodi yang dapat diserap adalah dalam 1 (satu) jam pertama sebanyak 50% antibodi yang ada di dalam kolostrum. Pada 20 jam berikutnya efisiensi penyerapan antibodi hanya 12%. 
Setelah 24 jam sampai 36 jam atau setelah menelan bakteri atau bahan asing lainnya, permukaan usus akan kehilangan kemampuan untuk menyerap antibodi. Oleh karena itu penting sekali memberi kolostrum pada jam pertama kelahiran dengan peralatan yang bersih.

Kolostrum selain penting bagi pencegahan penyakit (terutama pada awal kehidupan setelah dilahirkan), juga merupakan makanan yang nilai gizinya lebih tinggi dari susu normal. Kolostrum mengandung lebih banyak protein (terutama dalam bentuk laktoglobulin atau gama globulin), lemak, mineral  dan vitamin-vitamin dari pada susu normal. Kolostrum juga mengandung laktosa yang lebih rendah dari susu normal. Hal ini sangat berguna karena kandungan laktosa yang tinggi dapat menyebabkan pedet menderita diare/mencret.

Komposisi Kolostrum
  1. Kolostrum mengandung vitamin A 10-100 kali dan zat besi (Fe) 12-15 kali lebih banyak daripada susu normal dan dapat disimpan di dalam hati. Ini sangat penting karena pedet waktu lahir mengalami kekurangan vitamin A dan Fe.
  2. Kolostrum mengandung vitamin D kira-kira 3 kali lebih banyak dari susu normal.
  3. Kolostrum mengandung protein 4-7 kali lebih banyak dibanding susu normal (terutama dalam bentuk gama glubolin atau laktoglubolin atau antibodi). Antibodi alami yang ada di kolostrum tidak ada tandingannya dibanding dengan klostrum buatan manusia.
  4. Kolostrum bersifat laxan, yaitu dapat membantu mengeluarkan kotoran hitam lengket yang dinamakan "tahi gagak" (meconium) yang tertimbun di usus halus, dimana pada waktu pedet lahir merupakan tumpukan kotoran tempat berkembangbiaknya bermacam-macam bakteri yang harus segera dikeluarkan. Apabila pedet setelah lahir tidak mendapat kolostrum, maka sulitlah untuk dapat mempertahankan hidupnya. Sebagian besar mendapat infeksi bakteri secara besar-besaran dan dengan cepat dapat menyebabkan septicaemia (infeksi darah)yang fatal. Anak sapi yang demikian meskipun masih tahan hidup, umumnya akan sakit-sakitan dan diakhiri dengan kematian. 

Jika sapi induk setelah melahirkan tidak menghasilkan kolostrum karena sakit atau mati setelah melahirkan, maka untuk menanggulangi biasanya peternak menyimpan sebagian kolostrum segar hasil perahan pertama dari sapi lain yang disimpan di dalam almari pendingin (dibekukan) guna cadangan kalau-kalau ada anak sapi lain yang tidak mendapat kolostrum dari induknya. Penyimpanan kolostrum dalam bentuk beku, sebaiknya tidak lebih dari 4-6 bulan. Apabila pembekuan kolostrum segar tidak memungkinkan, dapat ditempuh dengan meminta dari tetangganya yang mempunyai sapi yang beranaknya bersamaan. Jika terpaksa tidak ada kolostrum sama sekali, terpaksa anak sapi yang baru lahir diberi minum kolostrum buatan.
Umumnya sapi perah setelah melahirkan menghasilkan kolostrum lebih banyak daripada yang diperlukan anaknya. Karena kolostrum sampai hari ke 5 setelah melahirkan tidak dapat dijual (karena kalau direbus menggumpal), maka kelebihan kolostrum tersebut dapat langsung diberikan pada pedet lain yang umurnya lebih tua atau disimpan pada suhu kamar, dan terjadi proses fermentasi akan menghasilkan susu asam (kolostrum asam) dapat menghambat perkembangan bakteri susu sehingga kolostrum akan tahan lama. Cara membuat kolostrum asam secara sederhana,  setiap ember dicampur dengan kelebihan kolostrum hari sebelumnya dan disimpan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari. Lakukan pengadukan setiap hari satu sampai dua kali. Fermentasi susu asam secara alamiah sebaiknya digunakan sampai 2-3 minggu.

Pemberian Kolostrum Sejak Lahir sampai Umur 3 (tiga) Hari.
Pemberian kolostrum hari pertama
Hasil penelitian menunjukkan hampir 93% pedet yang dilahirkan tidak memiliki kekebalan untuk melawan penyakit pada waktu lahir, karena pada waktu pedet lahir tidak mendapat bekal antibodi dari induknya. Antibodi diperoleh dari kolostrum merupakan sumber antibodi bagi pedet yang baru lahir. Penelitian menunjukkan bahwa "jumlah" dan " waktu" pemberian kolostrum sangat penting untuk mencegah penyakit. Makin awal pedet mendapat kolostrum akan lebih baik, tetapi umumnya pedet mau minum kolostrum sekitar 30 menit – 1 jam setelah lahir. Apabila hasil pemerahan pertama cukup jumlahnya, sebaiknya pemberian pertama pada hari pertama 30 menit – 1 jam setelah lahir pedet diberi kolostrum sebanyak sekitar 5% berat badan pedet. Apabila berat lahir 40 kg, kolostrum yang diberikan sekitar 2 liter. Pemberian kolostrum kedua dengan jumlah yang sama diberikan 12 jam kemudian.
Sebaiknya dianjurkan agar pedet setelah lahir (setelah dijilati induknya atau setelah dikeringkan) segera dipisah dengan induknya, ditempatkan dikandang yang mudah dikontrol kesehatannya (kandang observasi = observation pen) yang telah disiapkan. Pemberian kolostrum yang pertama dengan menggunakan ember atau botol diberi dot atau menggunakan ember terbuka (nipple pail, nipple bottle, open pail), atau ember yang diberi selang plastik. Usahankan peralatan di atas dijaga kebersihannya, akan lebih baik selain bersih juga disediakan tempat minum pada masing-masing pedet. Hal ini untuk melindungi dari pencemaran penyakit, lebih-lebih pada pemberian hari pertama, karena apabila tempat minum kotor berakibat kotoran atau bakteri akan menutup permukaan usus sehingga menghambat penyerapan antibodi. Cara melatih pedet minum kolostrum yang pertama apabila menggunakan ember terbuka perlu kesabaran, caranya mula-mula pedet dibiarkan menjilat atau menghisap jari telunjuk yang dibasahi kolostrum. Selanjutnya jari telunjuk yang diisap-isap, perlahan-lahan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam ember yang berisi kolostrum sehingga mulut pedet masuk ke dalam kolostrum dan dibiarkan beberapa menit mengisap-isap jari telunjuk dan kolostrum turut terserap sedikit-sedikit. Kemudian jari telunjuk perlahan-lahan dilepas dari mulut pedet. Perlakuan demikian itu perlu diulang-ulang sehingga akhirnya pedet mau minum kolostrum dari ember tanpa bantuan lagi, atau dengan botol yang diberi selang karet lunak 

Pemberian kolostrum pada hari ke 2 dan ke 3.
Kolostrum harus diberikan paling sedikit selama 3 hari setelah kelahiran. Sesuai Tabel 4.1. menunjukkan bahwa kandungan zat pelindung atau antibodi pada hari ke 2 dan 3 sangat menurun (1,0%) dan kemampuan usus menyerap zat pelindung atau antibodi (Grafik 4.1.) semakin mendekati 0%. Pemberian kolostrum pada hari ke 2 dan 3 diberi sekitar 8-10% berat badan  per hari atau sekitar 4 liter per hari dan segera diberikan sehabis pemerahan (masih hangat). Frekuensi pemebrian sebaiknya tiga kali sehari, karena apabila diberikan satu kali sehari akan memberatkan perut pedet yang bisa menyebabkan pertumbuhan lambat karena kemungkinan pedet diare/mencret.

Cara Membuat Kolostrum Buatan
Di muka telah dikatakan bahwa kolostrum alami mutunya tidak akan ditandingi kolostrum buatan manusia. Kolostrum buatan sekali minum terdiri campuran ½ liter susu murni + 1 sendok teh minyak ikan + 1 sendok teh kastroli + 1 telur yang dikocok di dalam ¼ liter air hangat. Pemberian kolostrum buatan diberikan 3 kali sehari selama 3-4 hari.

Pemberian Pakan pada Pedet (hari ke 4 sampai disapih)
Sampai umur satu mingu pada dasarnya pedet bukan  ternak pemamah biak (ruminansia), melainkan ternak yang berperut sederhana. Apabila dibandingkan dengan sapi dewasa, rumen, retikulum dan omasum pedet belum berkembang, sedangkan abomasum merupakan bagian yang terbesar (70%) dari total alat pencernaan. Susu yang diminum tidak melalui rumen, tetapi langsung dari mulut ke abomasum melalui esophageal groove. Esophageal groove adalah saluran yang mencegah susu atau susu pengganti agar tidak masuk ke rumen, karena pada saat itu makanan yang dikonsumsi berupa makanan cairan (susu), maka makanan akan masuk osephagus dan selanjutnya masuk ke abomasum dan diserap oleh intestinum. Rumen akan tetap tidak berkembang sampai konsentrat atau hijauan belum diberikan pada pedet. Agar rumen segera berfungsi, dianjurkan setelah pedet berumur sekitar satu minggu, pedet dilatih makan pakan kasar berupa calf starter dan hijauan tersebut masuk ke rumen dan dicerna oleh bakteri yang ada dalam rumen, dan selanjutnya akan merangsang perkembangan rumen. Apabila pedet diberi konsentrat dan hijauan sejak umur satu minggu, maka rumen akan berfungsi secara penuh setelah pedet berumur 2-3 bulan, volume remen sekitar 70% dari volume alat pencernaan. Pada saat dewasa volume rumen bisa sampai 80% dan abomasum hanya sekitar 7%. 
Pakan pedet hari ke 4 sampai disapih pada dasarnya ada 4 pilihan makanan: 
1) susu murni, 
2) kolostrum asam,
3) susu pengganti
4) susu afkiran.

Susu murni
Susu merupakan makanan bergizi tertinggi bagi pedet, berguna juga agar anak sapi cepat gemuk dan biasanya diberikan secara terbatas. Sejak umur 1 minggu sampai sekitar 1 bulan, susu yang diberikan sekitar 10% berat badan per hari (diberikan 2 kali per hari). Mulai umur 1 minggu pedet mulai dilatih atau disediakan calf starter dalam bentuk kering dan rumput secara bebas ditempatkan di kotak/rak secara bebas. Calf starter adalah pakan konsentrat/formula khusus untuk pedet sejak umur 1 minggu, sebaiknya  diberikan dalam bentuk kering dan ditempatkan di kotak. Syarat calf starter adalah harus disukai pedet, berenergi tinggi (75% TDN atau 75 Mcal ENE) dan kandungan protein kasar 16-18%. Agar pedet segera mau makan calf starter, maka perlu dilatih dengan mengusapkan pada moncong/bibir pedet. Apabila tahu rasanya maka pedet akan menjilati calf starter yang tersedia. Berilah makanan baru setiap hari. Mulai umur 3 minggu kalau pedet sudah mau makan rumput kering atau calf starter, sediakan air minum yang bersih secukupnya agar pedet dapat minum secara bebas. Jangan memberi rumput segar pada pedet yang belum disapih karena akan mengurangi nafsu makan calf starter. Rumput untuk pedet sebaiknya diusahakan dari jenis rumput-rumputan yang daunnya kecil dan kandungan gizinya tinggi, seperti star grass dan rumput lapangan yang kualitasnya baik. Apabila pedet mulai dilatih makan calf starter pada umur 1 minggu, maka setelah pedet umur sekitar 1 bulan dapat mengkonsumsi 0,5 kg calf starter dan pemberian susu mulai dikurangi. Pada umur 8 minggu pedet sudah dapat mengkonsumsi calf starter sebanyak 1,0 kg, dan konsumsi susu dikurangi lagi. Pada umur 9 minggu (2 bulan) pedet dapat menghabiskan calf starter sekitar 1,0-1,3 kg, konsumsi susu mulai dihentikan (disapih). Pemberian makan pada pedet umur minggu ke 1 sampai dengan minggu ke 9 , dengan demikian maka cara merawat anak sapi agar cepat besar dapat dipenuhi.

Kolostrum asam
Kelebihan kolostrum hari ke 2 dan ke 3 serta kolostrum hari ke 4 dan ke 5 (tidak boleh dijual karena kalau direbus menggumpal) dapat diberikan pedet dalam bentuk segar atau kolostrum asam (fermentasi). Keuntungan menggunakan kelebihan kolostrum untuk pedet adalah 1) nilai gizi tinggi, 2) murah, 3) memungkinkan menaikkan berat badan dan 4) mengurangi penyakit diare. Karena kolostrum asam lebih kental dibanding susu normal, maka waktu akan memberikan dicampur dengan air panas dengan perbandingan kolostrum asam 3 bagian dan  air panas 1 bagian (3:1). Kalau kelebihan kolostrum sudah habis padahal pedet belum disapih, maka dapat dilanjutkan dengan susu murni atau susu pengganti secara bertahap. Misalnya 50% kolostrum asam : 50% susu murni atau susu pengganti, baru kemudian esok harinya kolostrum dikurangi hingga 100% susu murni atau susu pengganti. Sedangkan cara pemberian pakan kasar yaitu rumput kering dan calf starter juga dilakukan seperti pada pemberian susu murni.

Cara membuat kolostrum asam
Siapkan ember plastik (tidak mudah kena karat) yang cukup besarnya dan dilengkapi dengan tutup. Masukkan kelebihan kolostrum ke dalam ember tersebut dan simpan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari. Lakukan pengadukan setiap hari 1 sampai 2 kali. Perlu diperhatikan bahwa susu yang terkena mastitis dan susu dari sapi sehabis disuntik antibiotik tidak dapat dipakai karena hasil fermentasinya kurang baik. Kolostrum asam dibuat secara alamiah dapat digunakan selama 2 sampai 3 minggu.

Saran-saran penggunaan kolostrum asam
  • Pastikan bahwa kolostrum yang diasamkan berasal dari pemerahan hari ke 2 sampai dengan hari ke 5, dicampur dan disimpan di dalam ember plastik dan ditutup. Bersihkan dahulu ember plastik yang akan dipakai agar bebas dari karat. Jangan menggunakan penampung dari logam yang dapat berkarat karena akan keracunan seng atau logam lain.
  • Pencampuran pemerahan kari ke 2 sampai dengan ke 5 akan cukup untuk diberikan pada seekor pedet selama 20 hari. Jika lebih dari seekor sapi yang beranak pada hari yang sama atau hari yang berbeda, kolostrumnya dapat dicampur.
  • Pembuatan kolostrum asam secara alami sebaiknya untuk mempercepat fermentasi dengan mencampur 3 sampai 5 sendok makan kolostrum yang sudah asam ke dalam kolostrum yang akan diasamkan.
  • Jangan menyimpan kolostrum asam lebih dari 3 minggu, terutama pada musim panas. Penelitian telah menyatakan bahwa kolostrum akan menjadi sangat asam dan banyak proteinnya yang rusak.
  • Aduk kolostrum asam setiap hari, yaitu sebelum diberikan pada pedet dan sebelum penyimpanan kembali. Pengadukan membantu mencegah buih dan penggumpalan.
  • Apabila kolostrum asam kental, maka waktu akan diberikan pada pedet dicampur dengan air panas dengan perbandingan kolostrum dan air 3:1. Penggunaan air panas sebagai pencampur akan membuat kolostrum hangat dan lebih cocok bagi pedet.
  • Mulailah memberikan kolostrum asam pada hari ke 4 setelah pedet lahir (setelah diberi kolostrum murni selama 3 hari). Fermentasi kolostrum sebelum sempurna sehingga tidak begitu asam bagi pedet. Hal ini membantu pedet untuk menyukai makanan asam.
  • Jika jumlah kolostrum asam telah dikumpulkan setidaknya selama 1 minggu, maka telah terjadi fermentasi penuh dan kolostrum dapat dicampur menjadi satu untuk mengirit tempat dan waktu.

Susu pengganti (replacement milk)
Cara merawat anak sapi tanpa induk dapat menggunakan susu pengganti. Susu pengganti berbeda-beda kualitasnya. Susu pengganti yang baik mengandung setidak-tidaknya 20% protein yang kesemuanya berasal dari produk hewan. Bila sumber protein berasal dari tumbuh-tumbuhan maka kadarnya harus 22-24%, karena protein nabati kurang dapat dicerna dibandingkan dengan protein susu. Persentase lemak yang terkandung dalam susu pengganti yang baik paling sedikit 10% dan paling banyak 30% BK. Lemak hewani lebih baik daripada lemak nabati. Lesitin kedelai (terutama bila tercampur rata) merupakan sumber lemak susu pengganti yang cukup baik. Sumber karbohidrat yang dapat digunakan oleh pedet adalah laktosa dan dekstrosa. Sumber karbohidrat seperti pati dan gula (sukrosa) tidak cocok untuk pedet.

Susu afkiran
Susu yang berasal dari sapi yang sedang diobati antibiotik karena mastitis tidak dapat dijual. Susu afkiran tersebut dapat digunakan sebagai pakan pedet. Penelitian menyatakan bahwa pedet yang minum susu mastitis pertumbuhan dan kesehatannya sama baiknya dengan pedet yang diberi makanan lain. Susu afkiran yang asam telah dilaporkan lebih cocok untuk pedet daripada yang difermentasikan. Susu afkiran harus ditangani seperti menangani kelebihan kolostrum. Pedoman untuk mengasamkan kolostrum berlaku juga bagi fermentasi susu afkir. Pemerahan pertama setelah pengobatan antibiotik jangan digunakan. Pedet yang diberi susu yang mengandung antibiotik akan memiliki endapan obat di dagingnya dan bila pedet dipotong harus menunggu beberapa hari sampai antibiotknya bersih.

0 komentar:

Posting Komentar