Minggu, 10 Juni 2018

PENYEBAB TERNAK JATUH DAN CARA PENANGANANYA



Beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan usaha pemeliharaan ternak sapi maupun ternak kambing. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal secara mudah adalah faktor yang berasal dari sapinya sendiri sedangkan faktor eksternal lebih banyak macamnya.

Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar usaha pemeliharaan/peternakan bisa berhasil dengan baik:
Faktor internal
·         Umur Ternak
·         Breed/Bangsa Ternak
·         Sex/Jenis Kelamin Ternak
Faktor eksternal
·         Pakan (Kualitas dan Kuantitas)
·         Pengobatan/Penyakit
·         Manajemen Kandang
·         Handling/Penanganan Ternak
·         Tenaga Kerja (Tenaga Kasar dan Tenaga Ahli)
·         Lingkungan Sekitar (Masyarakat terdekat dengan lokasi usaha)
·         Alam/Musim
Faktor penyebab ternak sapi tiba-tiba jatuh / downer antara lain:

Disebabkan Karena Penyakit
Ini adalah faktor penyebab utama banyak ternak sapi yang tiba-tiba ambruk karena kepayahan akibat penyakit yang menyerangnya. Mulai dari penyakit berbahaya seperti anthrak, mulut dan kuku dan mad cow, pada kondisi yang sudah parah akan mengakibatkan sapi ambruk dan bahkan berlanjut dengan kematian. Untuk jenis penyakit yang berbahaya ini umumnya peternak sudah sangat memahami resiko yang akan ditanggung jika sapi terserang penyakit ini.
Penyakit yang terlihat ringan tetapi perlu diwaspadai adalah cacingan. Sangat mungkin karena pada serangan cacingan yang parah, ternak akan mengalami diare atau mencret yang hebat sehingga ternak akan mengalami dehidrasi dan akhirnya bisa ambruk jika dehidrasi tidak segera tertangani. Cacingan yang parah juga mengakibatkan ternak lemah karena sangat kekurangan gizi meskipun pakan yang diberikan cukup secara kuantitas dan kualitas tetapi gizi pakannya hanya akan diserap oleh cacing.
Faktor Cuaca Panas (Heat Stress)
Salah satu faktor alam yang sangat signifikan mempengaruhi industri peternakan sapi adalah kemarau/panas. Kemarau panjang mengakibatkan ketersediaan hijauan yang jauh berkurang sehingga peternak terpaksa memberi pakan sapinya “asal kenyang” dan “asal makan” dengan bahan pakan seadanya. Kekurangan hijauan sebagai pakan utama sapi sangat berpengaruh terhadap daya tahan sapi terhadap panas.
Panas tinggi saat musim kemarau mengakibatkan sapi harus ekstra keras mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap normal, salah satu yang dilakukan sapi adalah dengan “panting” atau “menggos” sebagai efek perlawanan tubuh terhadap panas. Menggos atau panting yang terus menerus dan jangka lama bisa mengakibatkan ternak kelelahan dan pada akhirnya bisa menyebabkan ternak rubuh/ambruk Seyogyanya saat cuaca terlalu panas, waspadai panting pada sapi.
Parameter yang bisa digunakan untuk melihat kejadian heat stress; frekuensi nafas melebihi 80 kali/ menit, suhu tubuh meningkat diatas 39,2 °C, menurunya asupan bahan kering (dry matter intake).
Keracunan Pakan
Faktor lain yang bisa berakibat sapi ambruk/rubuh adalah adanya keracunan pakan. Akibat keracunan pakan metabolisme sapi tidak normal. Jika keracunan dalam taraf yang akut atau parah maka kerja Jantung dan paru-paru akan sangat terganggu sehingga bisa berujung sapi menjadi ambruk/rubuh.
Contoh cara menangani sapi yang keracunan urea (karena dosis yang berlebihan) pada bahan pakannya: Berikan larutan asam cuka (asam asetat 5 %) pada ternak yang keracunan urea. Dosis untuk sapi adalah 2 – 5 liter asam cuka sedangkan dosis untuk kambing adalah 0,5 – 2 liter asam cuka. Fungsi asam cuka adalah untuk menghambat dan menonaktifkan pembentukan NH3. Setelah pemberian asam cuka dilanjutkan dengan pemberian air es dengan suhu antara 0 – 4 derajat celcius. Setelah perlakuan ini usahakan isi lambung bisa terkuras semua.

Karena Sebab Lain
·      Saat pengangkutan sapi terlalu penuh, melebihi kapasitas alat angkut/truk
·      Saat menurunkan sapi tidak ada loading sehingga sapi harus loncat yang bisa mengakibatkan patah kaki yang berujung downer/ambruk
·      Penanganan yang kasar seperti pemukulan pada daerah kaki sapi yang terlalu keras tidak mengindahkan kesejahteraan hewan (animal welfare)
·      Kekurangan pakan dan minum yang parah terutama pada sapi yang dipelihara dipadang penggembalaan saat kemarau panjang dan rumput mengering/meranggas.
·       
Penanganan
Untuk mengatasi ternak yang tiba-tiba ambruk atau rubuh akan lebih mudah jika kita mengetahui apa penyebabnya terlebih dahulu. Beberapa tindakan berikut ini bisa dilakukan untuk mengatasi ternak yang ambruk/rubuh:
·         Jika ambruk karena heat stress/cuaca panas maka jalan yang terbaik adalah dengan memindahkan sapi ke tempat yang benar-benar teduh, jika perlu dibantu dengan fan/kipas angin besar agar sirkulasi udara lebih lancar. Pencegahan ambruk saat cuaca panas adalah dengan pemberian elektrolit pada air minum secara rutin setiap hari. Pemberian hijauan diperbanyak dan pemberian konsentrat yang berenergi tinggi agak dikurangi jumlahnya.
·         Jika ambruk karena keracunan pakan alternatif penanganannya adalah sapi diberi minum banyak-banyak untuk membersihkan rumen dan jika perlu juga diberikan obat pencahar. Usahakan semua cairan rumen bisa bersih keluar semua.
·         Jika sapi ambruk karena penyakit tentunya penyakitnya harus terlebih dahulu diobati secara intensif.
·         Jika sapi ambruk karena tarung, pisahkan sapi yang ambruk pada kandang karantina, periksa seluruh tubuh sapi apakah ada luka atau ada tulang patah, jika semua aman beri minum sapi dengan air plus elektrolit. Dan yang terpenting jangan mencampurkan lagi sapi tersebut jika sudah sehat dengan sapi-sapi dari kandang yang sama karena kemungkinan besar akan tarung lagi dengan yang lain.
·         Sapi ambruk karena melahirkan bisa dicegah dengan pemberian pakan yang cukup kalsium terutama sebulan sebelum melahirkan.

0 komentar:

Posting Komentar