SILASE
Silase adalah hasil dari penyimpanan dan fermentasi rumput segar
di bawah kondisi anaerob (hampa udara) di dalam suatu tempat yang disebut silo.
§
Prinsip
Pembuatan Silase
Prinsip pembuatan silase adalah usaha untuk mencapai keadaan
hampa udara dan suasana asam di tempat penyimpanan (silo). Dalam keadaan hampa
udara dan suasana asam, maka bakteri pembusuk dan jamur akan mati sehingga
hijauan akan tahan lama di dalamnya. Keadaan hampa udara dapat dilaksanakan
dengan menyimpan hijauan di dalam tempat yang tertutup rapat dan dengan
penimbunan hijauan yang dipadatkan. Suasana asam (pH=3-4) dapat dilakukan
dengan memberikan bahan-bahan pengawet baik langsung maupun tidak langsung.
Pemberian bahan pengawet secara langsung adalah dengan
menambahkan bahan kimia seperti asam formiat (0,8 % dari hijauan segar),
sedangkan bahan pengawet yang tidak langsung dengan menambahkan bahan-bahan
yang banyak mengandung karbohidrat seperti dedak (5% dari hijauan segar), tetes
(3 % dari hijauan segar), menir (3,5 % dari hijauan segar) dan onggok (3 % dari
hijauan segar).
§
Proses
Fermentasi
Proses fermentasi silase terdiri atas 5 tahap yaitu :
§
Tahap 1, adalah penyimpanan hijauan dan terjadi produksi CO2 dan panas dari
sel tanaman
§
Tahap 2, terbentuk asam asetat oleh bakteri pembentuk asam
asetat
§
Tahap 3, adalah pembentukkan asam laktat oleh bakteri pembentuk
asam laktat dan penurunan bakteri pembuat asam asetat
§
Tahap 4, pembentukkan asam laktat terus berlangsung sampai pH
yang di-inginkan sehingga aktivitas bakteri berhenti
§
Tahap 5, bergantung pada ke empat tahap sebelumnya, apabila asam
asetat dan asam laktat cukup untuk menahan bakteri pembusuk maka selanjutnya
silase akan tetap awet dan tersimpan baik.
Proses fermentasi tersebut
membutuhkan waktu sekitar 21 hari.
§
Bentuk Silo
Silo dapat dibuat dari berbagai bahan seperti tanah, beton,
logam/baja, bambu dan bahan bahan lainnya dengan bentuk yang berbeda-beda,
diantaranya adalah:
§
Upright (tower) silo. Silo tegak,
silo ini bentuknya silindris dengan diameter 16 – 30 fts dan tinggi 30 – 80
fts, dengan bahan pembuatnya kayu, kayu campur beton, beton bata, atau metal.
Kelemahannya, memasukkan dan mengeluar-kan isinya menggunakan mesin.
§
Horizontal silo. Silo
mendatar. (1). Bunker silo. Lantai dan
dinding dari beton atau kayu, cukup baik, namun agak mahal pembuatannya.
(2). Trench silo. Silo parit,
lantai dan dinding dari tanah, murah, namun jika disekitarnya banyak air bisa
merembes ke dalam. (3). Stack silo. Silo
tumpukan, biasanya dibungkus seluruhnya dengan plastik tanpa udara atau
dibungkus saja, biasanya kurang sempurna, banyak rumput terbuang percuma dan
fermentasi jelek. (4). Pit Silo, silo
berbentuk silinder (sumur), dibuat di dalam tanah
§
Persiapan
Pembuatan Silase
Untuk membuat silase perlu dipersiapkan peralatan dan
bahan-bahan seperti:
§
Silo (dalam skala kecil dapat digunakan kantong plastik poli
etilen)
§
Chopper atau alat pemotong hijauan
§
Hijauan segar
§
Bahan-bahan pengawet
§
Alat penutup dari plastik sebagai alat penahan perembesan air di
bagian din- dingnya
§
Cara-Cara
Pembuatan Silase
§
Hijauan segar dipotong-potong (lebih kurang 6 cm) kemudian
dilayukan untuk mempermudah pemadatan di dalam silo (kadar air 60-70 %).
§
Hijauan yang sudah dilayukan dicampur dengan bahan pengawet
sampai rata
§
Bahan silase dimasukkan sedikit demi sedikit secara bertahap ke
dalam silo sampai melebihi permukaan silo untuk menjaga kemungkinan penyusutan
volume selama penyimpanan agar tidak terjadi cekungan dalam permukaan sehingga
air masuk kedalamnya, pengisian harus dilakukan dengan cepat dan disusun dengan
baik.
§
Setelah pengisian bahan silase ke dalam silo, kemudian segera
ditutup rapat sehingga udara dan air tidak dapat masuk ke dalam silo, caranya
penutup pertama diberi lembaran plastik kemudian ditutup dengan tanah setebal
lebih kurang 50 cm kemudian diatasnya disimpan pemberat supaya silo benar-benar
rapat
§
Cara
Pengambilan Silase
§
Waktu pengambilan silase bergantung pada kebutuhan, namun perlu
dike-tahui bahwa silo yang sempurna menghasilkan silase yang tahan sampai 2-3
tahun.
§
Pada waktu pengambilan silase diusahakan hati-hati karena proses
pada pembuatan silase terbentuk CO2 dan NO yang apabila kontak dengan udara akan menghasilkan NO2 yang beracun.
§
Silase diambil secukupnya, misalnya untuk persediaan 7 hari
§
Silase yang baru diambil jangan diberikan langsung kepada ternak
tetapi hendaknya diangin-anginkan atau dijemur dahulu
§
Setelah pengambilan silase selesai, maka silo harus ditutup
kembali dengan rapat.
§
Kriteria Silase
yang Baik
§
Rasa dan bau asam
§
Warna masih kelihatan hijau
§
Tekstur hijauan masih jelas
§
Tidak berjamur, tidak berlendir dan tidak menggumpal
§
Secara laboratoris kandungan asam laktat tinggi, kadar N rendah
(kurang dari 10 %) dan tidak mengandung asam butirat
§
pH rendah (3,5-4,0)
§
Kerusakan
Silase
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan terjadinya kerusakan silase
antara lain adalah :
§
Pemadatan hijauan di dalam silo kurang sempurna sehingga
menimbulkan kantong-kantong udara di dalamnya.
§
Penutupan silo kurang baik, sehingga udara atau air masuk ke
dalam, akibat-nya terjadi keadaan aerob yang memungkinkan bakteri pembusuk dan
jamur tumbuh subur.
Sumber: Master
Kuliah Manajemen Ternak Perah FAPET UNPAD
0 komentar:
Posting Komentar